A. Pengertian Cisco Packet Tracer
Packet Tracer adalah sebuah cross-platform visual simulasi alat yang dirancang
oleh Cisco Systems yang memungkinkan pengguna untuk membuat topologi jaringan dan meniru
modern jaringan komputer. Perangkat lunak ini memungkinkan
pengguna untuk mensimulasikan konfigurasi Cisco router dan switch menggunakan
simulasi antarmuka baris perintah. Packet Tracer menggunakan drag dan drop antarmuka pengguna,
yang memungkinkan pengguna untuk menambah dan menghapus simulasi perangkat
jaringan seperti yang mereka lihat cocok.Packet Tracer
adalah sebuah
cross-platform network simulator yang dirancang oleh Cisco Systems untuk
berjalan di Mac OS, Linux dan Microsoft Windows. Properti serupa untuk Android,
aplikasi ini juga tersedia. Packet Tracer memungkinkan pengguna untuk membuat
simulasi jaringan topologi dengan menyeret dan menjatuhkan router, switch dan
berbagai jenis lain dari perangkat jaringan. Koneksi fisik antara perangkat
diwakili oleh "kabel" item. Packet Tracer mendukung sebuah array dari
simulasi Aplikasi protokol Lapisan, serta dasar routing dengan RIP, OSPF, EIGRP, BDP, untuk luasan yang diperlukan
oleh arus CCNA kurikulum. Sebagai versi 5.3, Packet Tracer juga mendukung Border Gateway Protocol.Versi 6.0 menambahkan dukungan untuk IOS
versi 15 dan Panas Siaga Protokol Routing. Versi 6.1.1 menambahkan dukungan
untuk berbagai DHCP, EIGRP dan OSPF perintah, peningkatan dukungan untuk Zona
Berbasis Firewall kebijakan. Sebagai versi 6.2, Packet Tracer mendukung sebuah
embedded web server dengan JavaScript dan CSS dukungan.
Baris perintah yang dapat digunakan untuk membuat sebuah router untuk koneksi
pc.
B. Fitur pada Cisco Packet
Tracer
Ø Menu
Bar Menu
bar adalah menu yang berisi perintah – perintah dasar seperti. Menu bar dibagi
menjadi 2 yaitu dibagian atas dan bagian bawah
Ø
Bagian Bawah
1. New
: membuat halaman kerja baru ( file baru )
2. Open
: membuka file yang sudah dibuat
3. Save
: menyimpan file yang sudah dibuat
4. Print
: untuk mencetak halaman kerja atau topologi yang kita buat
5. Copy
: untuk mengcopy perangkat atau topologi
6. Paste
: untuk mempaste perangkat atau topologi yang telah kita copy
7. Undo
: kembali ke awal atau membatalkan pekerjaan terakhir ( aktivitas terakhir )
8. Redo
: membatalkan undo
9. Zoom
in : untuk memperbesar sebuah ukuran topologi
10. Zoom
reset : mengembalikan ukuran ke semula
11. Zoom
out : untuk memperkecil ukuran topologi
12. Pallet
dialog
13. Custom
device dialog
Ø
Bagian Atas
1. File
: new, open, open sample, save, save as, save as PKZ, save as common cartridge,
print, recent file, exit and logout, exit
2. Edit
: copy, paste, undo, redo
3. Option
: preferences, user profile, algotithm setting, view command log
4. View
: zoom, toolbar
5. Tools
: Drawing palette, Custom device dialog
6. Extentions
: Activity wizard, multiuser, IPC, scripting, clear terminal agent, LAN
multiuser agent, Marvel, WAN multiuser agent, UPnp multiuser
7. Help
: contents, tutorial, report an issue, about
1. Select
: memilih perangkat yang akan dimasukan ke workspace ( Lembar kerja )
2. Place
Note : memberikan sebuah catatan pada perangkat yang ada pada workspace (
lembar kerja )
3. Delete
: menghapus perangkat pada workspace ( Lembar kerja )
4. Inspect
5. Draw
a polygon. Use this tool for encirlement test : menandai atau memberikan warna
pada sebuah perangkat atau topologi
6. Resize
Shape
7. Add
simple PDU : Untuk mengirim pesan ( test ping )
8. Add
complex PDU
1. Routers
: Untuk menggabungkan atau menghubungkan 2 atau lebih network pada suatu jaringan
yang berbeda
2. Switch
: Switch berfungsi untuk meneruskan paket data saja. Tanpa melakukan proses
routing. Namun kita masih bisa memanage nya
3. Hub
: Sama seperti switch namun kita tidak bisa memanage nya
4. Wireless
device : Berisi bermacam – macam peragkat wireless
5. Connection
: Berisi berbagai macam kabel yang digunakan untuk menghubungkan perangkat yang
satu dengan perangkat yang lain
6. End
Devices : Berisi berbagai macam perangkat seperti PC, Laptop,Server ( generic
), IP Phone, voip device, Phone, TV, dll
7. Security
8. WAN
Emulation
9. Custom
made device : Perangkat yang dapat kita custom sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan
10. Multiuser
Connection
Fitur ini digunakan untuk melihat
simulasi jaringan dan paket data secara spesifik
C.
Kelebihan
dari Cisco Packet Tracer
1.
Pembelajaran
akan lebih menarik sebab media yang dipakai berupa visual atau gambar.Dapatmengurangi
2.
Biaya
besar untuk melakukan kegiatan pembuatan jaringan.
3.
Dapat
meningkatkan kreativitas individu karena pembelajaran dilakukan sendiri.
4.
Dimungkinkan
siswa untuk mengeluarkan idea atau gagasannya secara baik dan sistematis.
5.
Dapat
melakukan rancangan suatu topologi jaringan dengan mudah serta penempatan
perangkat jaringan dapat diatur dan ditentukan dengan baik.
D . Contoh cara kerja dengan Cisco
Packet Tracer
Ø Cara routing static (CLI)
Router
|
|
Router 1
|
|
Fa0/0
|
192.168.10.1/24
|
Se0/0/0
|
172.16.1.1/16
|
Router 2
|
|
Fa0/0
|
192.168.20.1/24
|
Se0/0/0
|
172.16.1.2/16
|
PC
|
|
PC1 & PC2
|
192.168.10.2/24 & 192.168.10.3/24
|
PC3 & PC4
|
192.168.20.2/24 & 192.168.20.3/24
|
(1) Konfigurasi IP address
Setting ip address masing masing PC, klik pada icon PC, IP Configuration
dan masukan ip address nya.
PC1
IP Address : 192.168.10.2
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.10.1
PC2
IP Address : 192.168.10.3
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.10.1
PC3
IP Address : 192.168.20.2
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.20.1
PC4
IP Address : 192.168.20.3
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.20.1
PC1
IP Address : 192.168.10.2
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.10.1
PC2
IP Address : 192.168.10.3
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.10.1
PC3
IP Address : 192.168.20.2
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.20.1
PC4
IP Address : 192.168.20.3
Subnet mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.20.1
Lanjutkan dengan setting ip address masing masing interface router pada menu Command Line Interface (CLI) :
Router 1
Router>enable
Router#hostname Router1
Router1#configure terminal
Router1(config)#interface Serial0/0/0
Router1(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.0.0
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config-if)#exit
Router1(config)#interface fastEthernet 0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config-if)#exit
Router#hostname Router1
Router1#configure terminal
Router1(config)#interface Serial0/0/0
Router1(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.0.0
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config-if)#exit
Router1(config)#interface fastEthernet 0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config-if)#exit
Router 2
Router>enable
Router#hostname Router2
Router2r#configure terminal
Router2(config)#interface Serial0/0/0
Router2(config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.0.0
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
Router2(config)#interface fastEthernet 0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
Router#hostname Router2
Router2r#configure terminal
Router2(config)#interface Serial0/0/0
Router2(config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.0.0
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
Router2(config)#interface fastEthernet 0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
(2) Konfigurasi Routing Statis
Selanjutnya, setting routing statis
pada kedua router, ada beberapa format dalam membuat routing statis yang dengan
next hop address dan exit interface.
Pada ip route dibawah saya menentukan tujuan sebuah
network artinya semua komputer dalam satu network dapat terhubung, jika ingin
komputer tertentu secara spesifik tinggal gunakan ip address sebagai
destination.
Cara pertama dengan next hop address :
identifikasi next hop address
|
Router 1
Router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 172.16.1.2
Router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.20.1
Router 2
Router2(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 172.16.1.2
Router2(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.20.1
Cara kedua dengan exit interface :
Router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 172.16.1.2
Router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.20.1
Router 2
Router2(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 172.16.1.2
Router2(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.20.1
Cara kedua dengan exit interface :
identifikasi exit interface
|
Router 1
Router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Router 2
Router2(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Router 2
Router2(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Terakhir, coba test koneksi untuk
kedua format routing statis dengan ping atau simple PDU test, dan konfigurasi
routing static sudah selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar